Fenomenologi Edmund Husserl (Mencari Esensi Realiatas yang Terselubung oleh Teori)

|



Istilah fenomenologi telah lama muncul dan digunakan, sejak Lambert, Kant dan juga Hegel, dengan arti yang berbeda-beda.[1] Kant membedakan antara fenomena dan noumena. Yang mana yang pertama adalah menunjukkan kepada suatu dalam kesadaran dan yang kedua adalah realitas yang berbeda dari apa yang ditangkap oleh pengamat.[2] Dan manusia tidak ada kemampuan untuk mengetahui noumena karena sifatnya yang terselubung dari pikiran dan indera.
Meskipun demikian fenomenologi berubah menjadi sebuah disiplin ilmu filsafat dan metodologi berfikir pada zaman Husserl.[3] Yang mengusung tema Epoche-Eiditic Vision dan Lebenswelt sebagai sarana untuk mengungkap fenomena dan menangkap hakikat yang berada dibaliknya. Dan didalam makalah ini akan dibahas tentang konsep fenomenologi Husserl, dan metode yang digunakannya.

Mengenal Rasionalisme Descartes

|



Pada sebuah sesi wawancara ditelevisi seorang artis ibukota yang terkenal dengan pose-pose seksinya ditanya oleh seorang wartawan tentang bagaimana tanggapannya atas reaksi dari masyarakat terkait dengan foto-foto seksinya. Ia menjawab dengan tenang. Bahwasanya, hal itu menurut ia masih sopan yang penting tidak telanjang. Dari wawancara tersebut terlihat jelas pandangan artis tersebut mengenai batas kesopanan adalah tidak telanjang, ia menggunakan batas pemikirannya mengenai kesopanan sebagai asas yang menguatkan dirinya untuk berpose seksi.
Dari contoh diatas dapat diketahui bahwasanya, pemikiran rasional telah dijadikan sebagai alasan yang mendorong seseorang untuk menghukumi tidakannya sebagai hasil dari kebenaran pribadi dan mengabaiakan kebenaran umum yang telah berkembang dalam masyarakat. Ide-ide rasionalisme lebih menutut untuk menggunakan akal sebagai patokan dalam meperoleh kebenaran dan pengetahuan.

 

©2009 Me and My Mind | Template Blue by TNB