Jamaah Tabligh Dan Dakwah

|


Perkembangan zaman secara tidak langsung telah mengurangi pemahaman masyarakat muslim terhadap ajaran agama Islam. Hal ini disebabkan pengaruh-pengaruh dari barat yang bebas menyerbu dan mengikis aqidah muslimin. Dan dari waktu ke waktu pengaruh tersebut semakin jelas dan kuat. Berawal dari keprihatinan ini, maka bermunculanlah ulama-ulama dan kelompok-kelompok yang menyeru untuk kembali kepada aqidah Islam. Dan diantara kelompok itu adalah Jamaah Tabligh yang merupakan sebuah gerakan yang mendedikasikan dirinya pada dakwah Islam. Yang mana, pada perkembangannya keberadaan kelompok ini telah menimbulkan banyak pro dan kontra. Dan dalam makalah singkat ini akan sedikit di jelaskan tentang asas dan kegitan dakwah dari jamaah ini.


Sejarah Singkat

            Jama’ah Tabligh didirikan oleh Syaikh Maulana Ilyas bin Syaikh Muhammad Ismail Al-Kandahlawi Al-Hanafi di Negara India, tepatnya di kota Sahar Nufur. Beliau dilahirkan tahun 1303 H. di lingkungan keluarga yang mengikuti thariqat Al-Jitsytiyyah ash-Shufiyyah. Ia belajar pertama kali pada kakeknya sendiri, Syeikh Muhammad Yahya, seorang guru madrasah di kota kelahirannya. Kakenya ini adalah seorang penganut madzhab Hanafi dan teman dari sorang ulama dan penulis Islam terkenal, Syeikh Abu Al-Hasan Ali al-Hasani an-Nadawi, direktur Dar-Ulum di Lucknow, India.[1] Beliau orang yang hafidz (hafal Qur’an) dan menimba ilmu di Madrasah Diyuband setelah diba’iat oleh guru besar Thariqat, Syaikh Rasyid Ahmad Al-Katskuhi.[2]
Maulana Ilyas pertama kali terdorong untuk mendirikan Jama’ah Tabligh setelah melihat adanya kerusakan mental umat Islam. Menurut penilaiannya, mental umat Islam sudah bobrok dan banyak masjid yang kosong, ibadah-ibadah wajib sudah banyak ditinggalkan oleh umat Islam. Banyak orang mengaku beriman Islam, tetapi sebenarnya mereka telah terjatuh ke lembah kemusyrikan. Maulana berpendapat, tidak ada jalan untuk memperbaikinya kecuali dengan kembali kepada ajaran Rasulullah SAW. Cara inilah yang dapat menyembuhkan “orang-orang sakit” itu.
            Pusat perkembangan jama’ah tabligh ada di India, tepatnya perkampungan Nidzammudin, Delhi. Mereka memiliki masjid sebagai pusat tabligh yang dikeliliingi oleh 4 kuburan wali. Mereka terkesan sangat mengagungkan masjid tersebut dan menganggap suci masjid yang ada kuburannya tersebut. Da’wah jama’ah tabligh menyebar hingga ke Pakistan, Bangladesh dan negara-negara asia timur dan menyebar hingga ke seluruh dunia. Tujuan dakwah mereka  adalah membina ummat islam dengan konsep khuruj/jaulah[3] yang lebih menekankan kepada aspek pembinaan suluk/akhlak, ibadah-ibadah tertentu seperti dzikir, zuhud, dan sabar.
Di Indonesia Jamaah tabligh mulai masuk pada tahun 1952, tetapi baru berkembang pada tahun 1974 di Masjid Jami Kebon Jeruk, Jakarta Pusat. Pada awal tahun 1990-an, gerakan dakwah ini sudah tersebar di 27 propinsi di Indonesia. Dakwah dilakukan hingga kawasan transmigrasi dan ke penjara-penjara. Anggota Jamaah Tabligh di Indonesia sangat bervariasi, mulai dari artis seperti Gito Rollies sampai dengan tentara, kalangan profesional dll. Sasaran utama pengembangan Jamaah Tablig umumnya kalangan perkotaan terutama yang tidak menyukai aktivitas politik dan ada minat terhadap sufisme[4].

Aqidah Dan Ajaran

            Gerakan Jama’ah Tabligh menetapkan enam pedoman dasar sebagai asas da’wah dari jamaah ini yang disebut dengan “Ushul Sittah”, yang mana tersebut sebagai berikut:[5]


  1. Al Kalimah Thoyyibah, yaitu dua kalimat syahadat
Kalimat syahadat dalam ajaran Jamaah Tabligh tidak hanya sebatas diucapkan saja. Akan tetapi, kalimat syahadat juga harus diterapkan dalam amaliyah sehari-hari, dan mereka mengartikan kalimat syahadat sebagai berikut:
  • Laa ilaaha ilallah
Maksudnya: Mengeluarkan keyakinan pada makhluk dari dalam hati dan memasukkan keyakinan hanya kepada Allah di dalam hati. Yaitu dengan cara sebagai berikut:
      • Mendakwahkan pentingnya iman
      • latihan dengan membentuk halakah iman
      • berdoa kepada Allah agar diberi hakikat iman.
  • Muhammadar rasulullah
Maksudnya: Mengakui bahwa satu-satunya jalan hidup untuk mendapatkan kejayaan dunia dan akhirat hanya dengan mengikuti cara hidup Rasulullah s.a.w. Yaitu dengan cara sebagai berikut:
      • dakwahkan pentingnya sunnah rasulullah
      • latihan dengan menghidupkan sunnah 1x24 jam setiap hari
      • berdoa kepada Allah agar dapat mengikuti sunnah rasulullah.

  1. Melaksanakan sholat dengan khusyu’
Para pengikut Jama’ah Tabligh sangat disarankan untuk mealakukan sholat dan melaksanakan amalan-amalan didalamnya baik yang wajib maupun yang sunnah. Artinya, shalat dengan konsentrasi batin dan rendah diri dengan mengikuti cara yang dicontohkan Rasulullah dan membawa sifat-sifat ketaatan kepada Allah dalam shalat kedalam kehidupan sehari-hari.

  1. Al Ilm wa al Dzikr
Yang dimaksud dengan Al Ilm adalah bahwasanya semua petunjuk yang datang dari Allah telah diperlihatkan pada diri Rasulullah. Sedangkan Al Dzikr yaitu senantiasa mengingat kebesaran Allah.

  1. Ikramul Muslimin (Memuliakan sesama Muslim).
Menunaikan kewajiban pada sesama muslim tanpa menuntut hak kita ditunaikannya. Yaitu dengan cara:
    • Mendakwahkan pentingnya ikramul muslimin
    • Latihan dengan memberi salam kepada orang yang dikenal maupun yang tidak dikenal menghormati yang tua, menghargai yang sesama, menyayangi yang muda.
    • Berdoa kepada Allah agar diberi hakikat ikrakul muslimin.

  1. Ikhlas
Membersihkan niat dalam beramal, semata-mata karena Allah. Yaitu dengan cara:
·         Mendakwahkan pentingnya tashihun niyah
·         Latihan dengan mengoreksi niat sebelum, saat dan setelah beramal.
·         Berdoa kepada Allah agar diberi hakikat tashihun niat.

  1. Dakwah dan tabligh khuruj fii sabiilillah
Dakwah dan tabligh adalah dengan memperbaiki diri, yaitu menggunakan diri, harta, dan waktu seperti yang diperintahkan Allah. Dan menghidupkan agama pada diri sendiri dan manusia di seluruh alam dengan menggunakan harta dan diri mereka.[6]
Gerakan Jamaah Tabligh mengajarkan bahwa taklid pada mazhab tertentu wajib hukumnya. Dengan demikian, gerakan ini berpendapat bahwa pintu ijtihad telah tertutup, karena sekarang ini tak ada ulama yang mampu melaksanakan ijtihad sehingga digelari mujtahid.
Jamaah ini banyak terpengaruh dengan tarikat-tarikat sufi yang ada di India. Oleh karena itu ada diantara ajaran-ajarannya yang bersumber dari ajaran tarikat sufi, diantaranya kewajibah Baiah kepada syeikh, mengagung-agungkan syeikh dan Rasulullah SAW, dan memperbanyak amalan-amalan tasawuf.[7]
Prinsip Dan Aktivitas Dakwah
Markas internasional pusat tabligh adalah di Nizzamudin, India. Kemudian setiap negara juga mempunyai markas pusat nasional, dari markas pusat dibagi markas-markas regional/daerah yang dipimpin oleh seorang Shura. Kemudian dibagi lagi menjadi ratusan markas kecil yang disebut Halaqah. Kegiatan di Halaqah adalah musyawarah mingguan, dan sebulan sekali mereka khuruj selama tiga hari. Khuruj adalah meluangkan waktu untuk secara total berdakwah, yang biasanya dari masjid ke masjid dan dipimpin oleh seorang Amir. Orang yang khuruj tidak boleh meninggalkan masjid tanpa seizin Amir khuruj. Tapi para karyawan diperbolehkan tetap bekerja, dan langsung mengikuti kegiatan sepulang kerja.[8]
Berbeda dari pengertian umum yang memahami dakwah secara salah sebagai tugas para alim ulama semata, gerakan ini berpendapat bahwa amar makruf nahi munkar adalah kewajiban setiap muslim dan muslimah; dakwah bukan hanya kewajiban alim ulama melainkan juga kewajiban muslim awam. Oleh karena itu, gerakan ini kurang nyaman dengan kegiatan-kegiatan dakwah seperti tabligh akbar, apalagi hal itu disatukan dengan acara-acara kesenian tertentu.
Setiap kali tiba di suatu daerah, mereka pertama-tama melakukan Jaulah Khususi, yaitu mengunjungi ulama setempat; baru kemudian mereka mengadakan Jaulah Umumi, yaitu mengunjungi rumah-rumah penduduk dan mengajak mereka ke masjid setempat.[9] Kemudia kegiatan diisi dengan ta'lim (membaca hadits atau kisah sahabat, biasanya dari kitab Fadhail Amal karya Maulana Zakaria), bayan, mudzakarah (menghafal) 6 sifat sahabat, karkuzari (memberi laporan harian pada amir), dan musyawarah. Selama masa khuruj, mereka tidur di masjid.[10]
Ada beberapa prinsip yang selalu harus diingat oleh anggota jamaah dalam menjalankan dakwah selama khuruj, diantaranya:[11]
1.      Dakwah harus dijalankan dengan Ikhlas dan hanya mengharap ridho Allah.
2.      Anggota jamaah harus menghormati orang Islam yang lain, terutama para ulama.
3.      Selama berdakwah, anggota jemaah diharuskan mempelajari ajaran gerakan dan selalu berusaha menjalankan ajaran itu.
4.      Anggota harus menjahui perbuatan yang sia-sia dan sebaliknya memperbanyak ibadah seperti shalat sunnah.
5.      Dalam member bayan, anggota diharapkan menggunakan kata-kata yang tepat, memberikan penjelasan yang menentramkan jiwa, dan dilarang bicara politik, menggunjing aib orang lain.
6.      Penekanan bayan pada masalh kebesaran Allah, kepercayaan pada hari akhir, kewajiban shalat berjamaah dan kewajiban berdakwah.
7.      Anggota harus bersabar bila mendapat sambutan yang tidak simpatik
8.      Kalau usaha dakwah gagal, kegagalan itu dianggap tidak terletak pada mereka melainkan pada pendengar yang masih enggan menerima kebenaran.
9.      Anggota mengadakan evaluasi setiap selesai malakukan satu tindakan dakwah.
Aktivitas Markas Regional adalah sama, khuruj, namun biasanya hanya menangani khuruj dalam jangka waktu 40 hari atau 4 bulan saja. Selain itu mereka juga mengadakan malam Ijtima' (berkumpul), dimana dalam Ijtima' akan diisi dengan Bayan (ceramah agama) oleh para ulama atau tamu dari luar negeri yang sedang khuruj disana, dan juga ta'lim wa ta'alum.
Setahun sekali, digelar Ijtima' umum di markas nasional pusat, yang biasanya dihadiri oleh puluhan ribu umat muslim dari seluruh pelosok daerah. Bagi umat muslim yang mampu, mereka diharapkan untuk khuruj ke poros markas pusat (India-Pakistan-Bangladesh/IPB) untuk melihat suasana keagamaan yang kuat yang mempertebal iman mereka.[12]


Penutup
Terlepas dari kontroversi yang ada, Jamaah Tabligh dalam ajarannya berusaha mendakwahkan agama Islam dengan menyeru langsung door to door. Jamaah ini juga berpendapat bahwasanya orang yang berdakwah tidaklah selalu para ulama. Tapi, dakwah merupakan kewajiban individu untuk menyeru kepada yang haq dan mencegah yang mungkar. Selain daripda itu, ajaran-ajaran dalam jamaah ini banyak dipengaruhi oleh ajaran yang terdapat pada tarekat-tarekat tasawwuf yang ada di India.

Referensi
Azra, Azyumardi [et.al.], Ensiklopedi Islam: Jilid 1, (Jakarta: ichtiar Baru Van Hoeve, 1996),
Hakim, Abdul, Sudahkah Anda Mengenali Jama’ah Tabligh?, (Jakarta: Darul Qolam, 2003)
Mani’ bin Hammad al-Jahni, Al Mausuah al Muyassarah fil Adyan wal Madzahib wal Ahzab al Muashirah, (Riyadl: Darun Nadwah al Alamiyah, 1418H)
http://www.Assunnah.ejb.net/sesatkah-jamaah-tabligh?/1/12/2010
http://www.asysyariah.com/print.php?id_online=153/1/12/2010
http://id.wikipedia.org/wiki/Jamaah_Tabligh/1/12/2010


[1] Azra, Azyumardi [et.al.], Ensiklopedi Islam: Jilid 1, (Jakarta: ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), P.266
[2] Mani’ bin Hammad al-Jahni, Al Mausuah al Muyassarah fil Adyan wal Madzahib wal Ahzab al Muashirah, (Riyadl: Darun Nadwah al Alamiyah, 1418H), P.321
[3] keluar wilayah untuk berdakwah dengan jumlah waktu yang telah ditentukan seperti 4 bulan, 40 hari, seminggu, dls.
[4] Azra, Azyumardi [et.al.], Op.Cit., P.268
[5] http://www.Assunnah.ejb.net/sesatkah-jamaah-tabligh?/1/12/2010
[6] http://id.wikipedia.org/wiki/Jamaah_Tabligh/1/12/2010
[7] Mani’ bin Hammad al-Jahni, Op.Cit.,P
[8] http://www.asysyariah.com/print.php?id_online=153/1/12/2010
[9] Azra, Azyumardi [et.al.], Op.Cit., P. 267
[10] http://id.wikipedia.org, Op.Cit.
[11] Azra, Azyumardi [et.al.], Op.Cit., P. 267
[12] Hakim, Abdul, Sudahkah Anda Mengenali Jama’ah Tabligh?, (Jakarta: Darul Qolam, 2003), P.24

0 komentar:

Posting Komentar

 

©2009 Me and My Mind | Template Blue by TNB